Breaking News

Anak 7 Tahun Alami Trauma Setelah Menyaksikan Ayah Terlibat Pertikaian di Gunungkidul


Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Seorang anak berusia 7 tahun di Padukuhan Mendak, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, mengalami trauma berat setelah menyaksikan langsung ayahnya terlibat dalam pertikaian fisik dengan tetangganya.

Peristiwa terjadi pada akhir Desember 2024. Sang anak, AG, saat itu sedang bermain di rumah ketika pertengkaran antara ayahnya, Ratno Widodo, dan tetangganya, Sugiyono, berlangsung. Menurut keterangan ibunya, Wasemi, AG melihat langsung saat ayahnya terjatuh karena ditendang oleh Sugiyono. Ibu AG sempat mencoba melerai sebelum akhirnya Ratno membalas dengan memukul Sugiyono.

Akibat kejadian tersebut, AG mengalami gangguan psikis. Ia menjadi tertutup, sering ketakutan jika mendengar suara keras, dan enggan kembali ke rumah. Saat ini, AG tinggal bersama keluarga dari pihak ibu.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/perlintasan-tanpa-palang-pintu-berujung.html

“Anak saya jadi susah tidur dan sangat takut jika mendengar suara motor besar atau orang bicara keras,” ujar Wasemi, Kamis (4/7/2025).

Pihak keluarga kemudian membawa AG ke psikiater di wilayah Gunungkidul. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa AG mengalami trauma berat yang mempengaruhi kondisi psikologis dan emosinya. Ia kehilangan semangat belajar dan bermain, serta mulai menarik diri dari lingkungan.

Sementara itu, kasus antara Ratno Widodo dan Sugiyono sempat diselesaikan secara damai melalui mediasi yang difasilitasi perangkat desa. Namun, beberapa hari kemudian, Sugiyono melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Ratno kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada awal Januari 2025.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/seruduk-truk-kontainer-yang-sedang.html

Penasihat hukum Ratno, Anggit Sukmana Putra, menyayangkan proses hukum tersebut. Ia menyebut bahwa belum ada keterangan saksi yang menyatakan Ratno sebagai pihak yang memulai kekerasan. Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Ratno mengaku hanya membela diri setelah ditendang lebih dulu oleh Sugiyono.

“Kami tetap menghormati proses hukum, tetapi perlu dipertimbangkan juga dampak psikologis yang dialami anak dari kejadian ini,” ujarnya.

Anggit menambahkan bahwa kasus ini seharusnya juga menjadi perhatian dari sisi kemanusiaan. Anak-anak yang menjadi korban tidak langsung dari konflik orang dewasa memerlukan perlindungan dan pendekatan yang lebih manusiawi.

(HAW)

© Copyright 2022 - INANEWS