Breaking News

Gunung Gambar Gunungkidul Kembangkan Budidaya Kopi sebagai Daya Tarik Wisata


Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Potensi wisata di kawasan Gunung Gambar, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, kini tidak hanya sebatas destinasi sejarah dan religi. Masyarakat setempat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berhasil mengembangkan budidaya kopi, yang Sabtu (5/7/2025) kembali dipanen bersama Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih.

Kopi yang ditanam sejak tahun 2021 di lahan seluas 3 hektar ini mampu dipanen sepanjang tahun dengan produksi tahunan mencapai sekitar satu ton. Dalam panen kali ini, Pokdarwis memetik hasil sebanyak 30 kilogram kopi. Kopi ini juga disuplai ke sejumlah kafe di wilayah Gunungkidul.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/ratno-widodo-ditahan-atas-dugaan.html

“Gunung Gambar memiliki nilai sejarah yang sangat kuat, tetapi kami sadar anak-anak muda dan wisatawan milenial perlu daya tarik lain. Karena itu kami kembangkan kopi ini,” ujar Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kampung Ngawen, Wagino.

Ia menambahkan, kopi Gunung Gambar sendiri punya jejak sejarah panjang, yang menurut catatan di Perpustakaan Mangkunegaran, tanaman kopi di kawasan itu sudah ada sejak zaman VOC. Seiring berjalannya waktu, kelompok tani setempat dibantu KKN Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menghidupkan kembali budidaya kopi sebagai daya tarik wisata. 

Meski begitu, Wagino mengakui masih ada sejumlah tantangan dalam pengembangan usaha kopi di kawasan Gunung Gambar, di antaranya keterbatasan lahan dan akses air.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/anak-7-tahun-alami-trauma-setelah.html

“Permintaan pasar banyak, tetapi lahannya masih kurang. Kami mulai mengembangkan dari kebun ke pekarangan rumah warga. Kalau ada izin pembukaan lahan, mungkin bisa lebih luas,” katanya.

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyatakan kawasan Gunung Gambar perlu dikembangkan agar tidak hanya bertumpu pada wisata religi, tetapi juga memiliki daya tarik lain yang lebih luas.

"Bagaimana caranya agar Kalurahan Kampung punya salah satu obyek wisata yang mampu mendatangkan investor dan wisatawan, sehingga masyarakat bisa tumbuh dan berkembang secara ekonomi. Karena itu, semua tokoh dan teman-teman dari fakultas pertanian harus berkolaborasi," ujarnya.


Ia menambahkan, potensi kopi Gunung Gambar bisa menjadi ikon baru. Kopi dapat diolah menjadi produk instan atau dikemas sebagai wisata edukasi petik kopi.

"Jangan hanya wisata religi tanpa ada yang menarik lain. Kita buat brand baru, misalnya kafe, karena kopi tidak akan basi dan saat ada tamu tinggal diseduh. Dari situ bisnis bisa berkembang," jelas Endah.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/perlintasan-tanpa-palang-pintu-berujung.html

Orang nomor satu di Bumi Handayani ini juga berpesan agar semangat kolaborasi terus dijaga, termasuk dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Ia menyebut sudah menyiapkan bibit kelapa hibrida untuk 3 hektar lahan agar ke depan kawasan ini makin beragam dalam komoditas pertanian.

“Setiap akhir pekan rata-rata 25 ribu wisatawan datang ke pantai, nah ini harus kita dukung, supaya wisata di Gunungkidul tumbuh, kita harus siapkan semua aspek, dari potensi wisata di masing-masing kapanewon, infrastruktur, hingga fasilitas di tempat wisata, termasuk penambahan bibit kelapa ini,” lanjutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, menambahkan pihaknya mendukung penuh pengembangan kopi di kawasan Gunung Gambar. Selain menyiapkan 330 bibit kelapa berikut pupuk organik yang akan datang pada Oktober-Desember mendatang, dinas juga akan memperkuat pendampingan terkait pengendalian hama tanaman.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/seruduk-truk-kontainer-yang-sedang.html

“Kami juga sudah memetakan kebutuhan air. Sebenarnya sudah dianggarkan pembuatan sumur bor, tetapi tahun ini tertunda karena efisiensi anggaran. Ini sedang kita perjuangkan agar tahun depan bisa terealisasi,” ujarnya.

Gunung Gambar sendiri sejak dulu dikenal sebagai situs sejarah dan religi, di mana menurut cerita, Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa bertapa di kawasan ini untuk memohon petunjuk dalam perjuangan melawan kolonial Belanda. Dengan perpaduan sejarah, budaya, dan potensi kopi, kawasan ini diharapkan mampu menjadi destinasi wisata edukasi yang berkelanjutan ke depannya.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS