Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Bulan Suro menjadi bulan istimewa bagi masyarakat Jawa, bukan hanya menjadi bulan kontemplasi atau introspeksi diri namun juga menjadi bulan pembersihan dalam menjalani tahun yang baru.
Bagi masyarakat Jawa pembersihan bisa diartikan dalam berbagai prosesi seperti Ruwatan atau Jamasan untuk benda-benda pusaka.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/agya-vs-supra-125-pengendara-motor-luka.html
Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kapanewon Nglipar yang mengikuti jamasan tombak Kyai Sempulur pusaka Kapanewon Nglipar, di Padukuhan Wotgalih, Kalurahan Pilangrejo, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul. Selasa, (8/7/2025).
Jamasan pusaka yang dilakukan oleh Paguyuban Pametri Tosan Aji ini menjadi kegiatan rutin pada setiap tahunnya.
Panewu Nglipar Sustiwiningsih mengatakan bahwa ritual jamasan pusaka di bulan suro ini menjadi khasanah budaya yang ada di Nusantara khususnya bagi masyarakat Jawa.
"Kami Pemerintah Nglipar sangat mengapresiasi terhadap pelestarian budaya Jawa, dan jamasan ini menjadi budaya Jawa yang turun temurun," kata Panewu Nglipar.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/wulan-panutan-tepat-waktu-bupati.html
Ia juga mengatakan bahwa setiap Kapanewon memiliki pusaka-pusaka yang diwariskan dari para panewu-panewu terdahulu sehingga keberadaan pusaka-pusaka tersebut harus di rawat dan salah satunya dengan jamasan pusaka.
Diwaktu yang bersamaan sesepuh Paguyuban Pametri Tosan Aji Mbah Suyan mengatakan bahwa ritual jamasan menjadi kegiatan setiap tahun setiap bulan suro yng diturunkan oleh para leluhur termasuk lokasi jamasan.
"Kalo lokasi ini sudah dari simbah-simbah dulu itu ya di sini, di Padukuahan Wotgalih, Kalurahan Pilangrejo ini," kata Suyan.
Suyan juga menerangkan dalam prosesi jamasan pusaka pada suro tahun ini masih didominasi oleh pemilik pusaka berupa tombak, keris, pedang dan badik.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/kondisi-rumah-saat-dilalap-si-jago.html
"Untuk tahun ini ada 80 pusaka milik warga sekitar Kapanewon Nglipar yang di jamas, itu ada macamnya seperti Keris, Tombak, Pedang, Badik dan benda-benda pusaka lainnya," jelas suyan.
Sebagai informasi bahwa berbeda dengan tahun sebelumnya, bila jamasan tahun ini mendapatkan dukungan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, namun pada tahun ini jamasan dilakukan melalui dana swadaya.
(WAP)
Social Header