Gunungkidul (DIY), INANEWS.id – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan ketahanan pangan berbasis keluarga. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah dengan mendorong masyarakat agar mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan, melalui pemanfaatan lahan pekarangan, inovasi teknologi sederhana, serta dukungan terhadap kelompok-kelompok tani lokal yang produktif dan kreatif.
Komitmen ini terlihat nyata dalam kegiatan penanaman bibit sekaligus panen raya melon yang berlangsung di Kelompok Tani Kampung Tangguh Kalisuci, Kalurahan Tambakromo, Kapanewon Semanu, Jumat (18/04/2025). Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap gerakan ketahanan pangan yang digagas dari tingkat akar rumput.
Panewu Semanu, Emmanuel Krisno Juwoto, mengungkapkan rasa bangganya atas kehadiran Bupati dalam kegiatan panen tersebut. Ia menilai, kunjungan ini memberikan suntikan semangat yang besar bagi para petani lokal.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/04/kapolres-kulonprogo-tinjau-langsung.html
"Ini adalah momentum yang luar biasa bagi kami. Baru kali ini, Bupati hadir langsung dalam kegiatan panen dan penanaman di wilayah kami. Di Kampung Tangguh Kalisuci ini terdapat 15 kelompok tani yang secara aktif mengelola 20 greenhouse. Ini adalah wujud semangat kami untuk bangkit dan mandiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Emmanuel menegaskan bahwa semangat yang dibangun oleh para petani bukan hanya untuk hasil pertanian semata, melainkan sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam menjawab tantangan ketahanan pangan di daerah.
Ketahanan pangan memang menjadi isu strategis di Gunungkidul, terutama karena sebagian besar masyarakatnya masih mengandalkan bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar. Menurut data Pemerintah Kabupaten, Gunungkidul merupakan daerah dengan jumlah penerima bantuan sosial tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan nilai mencapai Rp405 miliar per tahun.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/04/kaca-kereta-dilempar-batu-kai-daop-6.html
Namun, dengan semangat kemandirian, kondisi ini perlahan coba diubah. Salah satunya melalui inisiatif dari Kelompok Tani Kampung Tangguh Kalisuci yang menggagas teknik bercocok tanam hemat air dengan memanfaatkan limbah galon air bekas. Inovasi ini sederhana namun efektif: galon digunakan sebagai media tanam, dan penyiraman dilakukan melalui selang kecil yang mengalirkan air secara perlahan dan efisien.
“Saya sangat senang melihat langsung bagaimana masyarakat mampu menciptakan solusi dari keterbatasan. Teknik tanam ini bukan hanya hemat air, tapi juga mengajarkan kita bagaimana limbah bisa bernilai. Ini selaras dengan upaya edukasi kepada masyarakat bahwa kita bisa mengurangi pengeluaran dengan menanam kebutuhan pangan sendiri di rumah.” ujar Bupati Endah dalam sambutannya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, menambahkan bahwa pengembangan hortikultura berbasis masyarakat sudah lama menjadi perhatian pemerintah. Ia menyebutkan bahwa program ini turut melibatkan tokoh-tokoh tani lokal, seperti Bapak Wiyono, yang menjadi inspirator dalam pengelolaan greenhouse di Tambakromo.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/04/warna-warni-budaya-meriahkan-taman.html
“Kami sudah mengusulkan perluasan program pengembangan hortikultura ke beberapa kapanewon lain, termasuk pemanfaatan tanah kas desa sebagai lahan pertanian produktif. Saat ini ada 17 kalurahan yang sudah mendapatkan dukungan,” terang Rismiyadi.
Kegiatan panen raya ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan panen, tetapi juga menjadi titik tolak bagi perwujudan desa yang mandiri pangan dan berdaya. Dalam sambutannya, Bupati Gunungkidul menyampaikan harapan agar Kampung Tangguh Kalisuci dapat berkembang menjadi destinasi agrowisata berbasis teknologi tanam cerdas air.
“Kami ingin menginisiasi agar kampung ini dikenal sebagai kampung sayur dan buah dengan metode tanam hemat air. Jika ada yang ingin belajar cara menanam yang irit dan ramah lingkungan, maka datanglah ke Kampung Tangguh Kalisuci,” kata Bupati.
Melalui pendekatan berbasis inovasi lokal, gotong royong, dan kemandirian, Gunungkidul perlahan menapaki jalan menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kampung Tangguh Kalisuci bukan sekadar lokasi pertanian, tetapi telah menjadi simbol semangat baru masyarakat pedesaan yang bangkit, kreatif, dan berdikari.
(HAW)
Social Header