Breaking News

Sadar Akan Minimnya Regenerasi Petani di Gunungkidul, SMK Ini Buat Program STM

Seorang Siswa SMK Ma'arif Ngawen saat mengecek tanaman melonnya di lahan kas desa milik Kalurahan Sambirejo

Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Tak ingin budaya pertanian hilang dari tanah Gunungkidul, sebuah SMK di Kalurahan Sambirejo, Ngawen ajarkan peserta didiknya bercocok tanam.

SMK Ma'arif Ngawen sudah hampir satu tahun ini membuka ekstrakurikuler pertanian. Berkolaborasi dengan pemerintah Kalurahan Sambirejo, siswa SMK Ma'arif ini mengelola lahan tanah kas desa yang di pinjamkan oleh pemerintah Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Ngawen.

Kepala Sekolah SMK Ma'arif Ngawen, Rofiq Zamari mengatakan program ekstrakurikuler pertanian berangkat kekuatiran dirinya terhadap regenerasi petani di Kabupaten Gunungkidul.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/tekan-angka-stunting-di-gunungkidul.html

Sadar tak memiliki lahan cukup untuk mendidik siswa nya dalam bidang pertanian dirinya lantas melobi pihak Kalurahan Sambirejo, Ngawen, gayung bersambut, Kalurahan Sambirejo.

Dengan lahan seluas kurang lebih 500 meter persegi milik tanah kas desa saat ini siswa SMK Ma'arif Ngawen siap memanen hasil pertaniannya.

"Ekstrakulikuler pertanian ini prosesnya panjang pak, kami menginisiasi program ini bahkan jauh sebelum pandemi berlangsung, karena kekurangan dan keterbatasan kami, maka program ekstrakurikuler yang kami namakan Sekolah Tani Millenial (STM) ini saat ini terus bergerak," kata Rofiq Zamari kepada reporter INANEWS.id Sabtu, (27/9/2025).

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/jelang-hari-jadi-ke-195-gunungkidul.html

Rofiq juga menjelaskan ekstrakulikuler pertanian ini akan dikolaborasikan dengan pembuatan alsintan sederhana yang memang sejalan dengan jurusan yang dimiliki SMK Ma'arif Ngawen, yaitu permesinan.

Hingga saat ini tidak banyak bantuan yang diterima oleh SMK Ma'arif Ngawen dalam menjalankan program ini, bahkan untuk melakukan penyiraman kebun semangka dan melon yang ditanam para siswa Ma'arif Ngawen ini mengambil air yang jaraknya jauh dari lahan demplot pertaniannya.

"Kami terus bergerak dan berjuang, bahkan untuk siram-siram tanaman melon dan semangka, anak-anak harus mengambil air dengan ember yang jaraknya juga agak jauh dari lahan mas," ungkap Rofiq.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/maling-gasak-motor-dan-ponsel-di-toko.html

Rofiq berharap program yang diinisiasi ini mendapatkan perhatian dari pemerintah, baik pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta bahkan Presiden Prabowo. Dia menilai apa yang dilakukan menjadi bentuk nyata dalam menciptakan regenerasi petani di Indonesia.

"Kami ingin SMK Ma'arif ini menjadi SMK kami ini menjadi SMK pertanian pertama di Kabupaten Gunungkidul ini, karena 90% tanah di Gunungkidul ini pertanian, walaupun banyak kekurangan, namun itu menjadi sebuah tantangan bagi kami dan anak-anak di SMK Ma'arif Ngawen, dan sekitar kurang dari dua bulan kedepan anak-anak SMK kami akan memanen hasil jerih payahnya," tutup Rofiq.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS