INANEWS.id - Kemajuan teknologi mampu mempermudah pekerjaan manusia dalam bidang apa pun, terlebih saat ini ditambah dengan pesatnya perkembangan teknologi digital dimana manusia tak perlu repot untuk melakukan mobilitas.
Namun dari semua itu tak semua kemajuan tersebut berdampak baik, dampak buruknya pun telah dirasakan oleh manusia di era modern. Dimana banyak manusia terjebak dengan slow living atau mager (malas bergerak) sehingga dari rendahnya aktifitas fisik manusia ini timbul berbagai masalah.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/selain-bsps-stimulan-pemkab-gunungkidul.html
Dari studi Universitas Stanford yang mengejutkan tentang ketidakaktifan penduduk di seluruh dunia. Para peneliti dari universitas tersebut menganalisis data dari lebih dari 700.000 orang di 46 negara. Studi ini menggunakan ponsel pintar untuk melacak langkah harian penduduk di wilayah tersebut.
Dimana jurnal Nature yang mempublikasikan studi tersebut menyoroti disparitas aktivitas fisik di seluruh dunia. Menurut studi tersebut, beberapa negara memiliki rata-rata langkah harian yang sangat rendah di antara warganya, yang menunjukkan gaya hidup yang sangat tidak aktif. Studi ini telah memeringkat semua negara berdasarkan aktivitas pejalan kaki harian mereka dan menempatkan mereka dalam daftar negara-negara paling tidak aktif.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/75-kasus-kecelakaan-lalu-lintas-terjadi.html
Dan ternyata dari negara-negara dengan aktivitas masyarakat yang rendah, Indonesia menempati peringkat pertama.
Indonesia menduduki puncak daftar negara paling tidak aktif dengan rata-rata langkah harian terendah, hanya mencatat 3.513 langkah rata-rata per hari.
Melampaui Arab Saudi di peringkat kedua, dengan rata-rata 3.807 langkah per hari. Berbeda dengan Indonesia, Arab Saudi dianggap oleh studi ini karena memiliki karakteristik negara dengan iklim dan budaya yang berbeda.
Negara Indonesia menghadapi masalah kemacetan perkotaan dan keterbatasan infrastruktur pejalan kaki yang berkontribusi pada rendahnya tingkat aktivitas.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/07/wamenaker-akan-cabut-izin-perusahaan.html
Studi ini menyoroti perlunya inisiatif kesehatan masyarakat yang lebih baik untuk mendorong lebih banyak aktivitas fisik di kalangan masyarakat Indonesia.
Dibandingkan dengan negara tetangga nya Malaysia yang menduduki peringkat ketiga negara denga rata-rata langkah harian sebesar 3.963 langkah karena urbanisasi dan preferensi mereka terhadap transportasi bermotor adalah alasan utama di balik tren ini.
Jadi bagi masyarakat Indonesia masihkah anda mager (Males Gerak), yuk lakukan aktivitas fisik kembali untuk menjaga kesehatan diri dan kesehatan bumi kita.
(WAP)
Social Header