Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Kabupaten Gunungkidul sebagai pemegang kesejatian Keistimewaan Yogyakarta saat ini berupaya mempertahankan budaya lokal dari derasnya arus informasi dna perkembangan jaman.
Upacara adat Rasulan menjadi salah satu ajang pelestarian budaya tersebut. Namun ada yang menarik dari event Rasulan di Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar. Dimana event rasulan tidak melulu dengan pagelaran reok atau Jathilan saja namun juga mengelar kegiatan mendongeng dengan suara keras untuk anak-anak.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/pererat-silaturahmi-wali-siswa-mi-yappi.html
Lurah Pengkol Agus Sunarjo mengatakan kepada reporter INANEWS.id bahwa Indonesia yang memiliki ragam budaya kesenian lokal, Indonesia juga memiliki budaya bertutur atau mendongeng. Namun Agus menilai budaya bertutur tersebut sudah hilang. Sehingga dirinya bersama perangkat kalurahan Pengkol merasa penting dalam membangkitkan budaya mendongeng untuk anak-anak.
"Ya, kita saat ini sudah melupakan budaya yang satu ini, yaitu mendongeng. Karena dulu saya bisa mengerti tata krama itu dari dongeng simbah atau para pendahulu saya. Jadi saya ko terpikir kenapa budaya mendongeng ini tidak kita hadirkan kembali dimasyarakat kita, saya rasa bukan hanya di Pengkol saja namun juga di Indonesia ini," ucap Agus Suanarjo di balai Kalurahan Pengkol. Pada Minggu, (3/8/2025).
Agus juga menilai dari aktifitas mendongeng ini akan timbul rasa emosional antara orang tua dengan anak, karena iya mengatakan saat ini hubungan anak dan orang tua juga mulai berkurang dengan berkembangnya teknologi informasi.
"Mendongeng ini kan juga bisa dijadikan parenting bagi orang tua kepada anaknya, karena akan ada hubungan erat antara anak dan orang tuanya saat melakukan mendongeng. Karena saat ini ruang itu sudah di ambil dengan smartphone, ibunya scroll tiktok, anaknya pun juga scroll tiktok, sehingga ada jarak antara generasi atau jarak antara anak dan orang tuanya, dan ini menjadi penting bagi saya," ungkap Lurah Pengkol.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/brio-vs-ninja-di-jalur-lintas-selatan.html
Bicara Kalurahan budaya, Agus juga mengatakan bahwa Kalurahan Pengkol siap menjadi Kalurahan budaya bahkan kalurahan mandiri budaya, hal tersebut di ungkapkan Agus karena banyaknya sangar-sangat dan padepokan seni yang ada di Kalurahan Pengkol.
"Kalurahan Pengkol ini kami memiliki 5 sangar kesenian tradisional, baik dari sangar menari, mocopat, hingga seni pedalangan. Jadi kalo kami bicara kalurahan budaya, Kalurahan kami siap untuk itu, bukan hanya Kalurahan budaya namun juga Kalurahan mandiri budaya," ujarnya.
(WAP)
Social Header