Breaking News

Kapanewon Gedangsari Kena Imbas Pemotongan Danais, Ini Penjelasan Panewu

Panewu Gedangsari Eko Krisdianto saat membuka Gelar Budaya Menyongsong 13 Tahun Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta, di Kapanewon Gedangsari


Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Sosialisasi pemotongan dana keistimewaan Yogyakarta harus disampaikan secara gamblang dan hati-hati pada para pekerja seni.

Hal tersebut dikatakan Panewu Gedangsari Eko Krisdianto kepada reporter INANEWS.id saat kegiatan gelar potensi budaya jelang HUT Keistimewaan Yogyakarta ke 13 di Kapanewon Gedangsari. Pada Senin, (25/8/2025).

"Ya memang pada saat ini kita semua tau bahwa pemerintah pusat melalui efisiensi anggaran yang berimbas pada pengurangan anggaran pada tahun ini dan juga pada tahun 2026 mendatang, sehingga perlu adanya penyampaian informasi yang tepat kepada para pekerja seni," kata Panewu Gedangsari, Eko Krisdianto kepada Reporter INANEWS.id pada Senin (25/8/2025) lalu.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/aksi-bejat-pria-bermotor-di-jalan.html

Panewu Gedangsari mengungkapkan anggaran Dana Keistimewaan Yogyakarta yang diberikan melalui Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kabupaten Gunungkidul sangat lah bermanfaat bagi pengembangan dan pelestarian budaya yang ada di Kapanewom Gedangsari.

"Apa yang telah diberikan oleh kundha kabudayan ini sangat berarti, untuk pengembangan kesenian dan budaya yang ada di Gedangsari, namun sampai hari ini kita juga tidak tau ya mas, setelah adanya pemotongan anggaran dana keistimewaan yang 500 milyar oleh pemerintah pusat, tapi yang jelas itu sudah menjadi kebijakan dari pemerintah pusat, yang penting bagaimana kita bisa memberikan informasi kepada pekerja seni yang ada di Gedangsari nantinya. Ya, pelan-pelan mas," ungkap Eko Krisdianto.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/tangis-keluarga-hanania-di-hadapan.html

Dari gelaran pentas budaya dalam rangka menyambut 13 tahun Undang-undang keistimewaan ini sendiri Kapanewon Gedangsari menampilkan 2 kelompok kesenian yang ada di Kapanewon Gedangsari.

"Untuk gelar budaya ini kami menampilkan 2 kelompok kesenian, yaitu karawitan ibu-ibu dari kalurahan Sampang, dan kesenian Jathilan dari kalurahan Mertelu," imbuh Eko.

Danais Dalam Pembangunan Infrastruktur Gedangsari 

Panewu Gedangsari mengungkapkan bahwa penggunaan dana keistimewaan yang tidak hanya sebagai pengembang budaya dan kesenian saja, namun juga digunakan sebagai pembangunan infrastruktur yang ada di Kapanewon Gedangsari, melihat teritorial kewilayahan Gedangsari yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah ini memiliki akses menuju ibukota Kabupaten Gunungkidul, dan akses tersebut telah terbuka dengan adanya pembangunan Infrastruktur ruas jalan Ngalang dan jalan baru tanjakan Clongop.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/pria-di-bantul-disabet-sajam-dan.html

Panewu berharap agar pada tahun ini pembangunan ruas jalan Ngalang Hargomulyo sudah dapat terselesaikan ditambah perbaikan tanjakan Clongop yang masih menyisakan pengerjaan dampak longsor.

"Harapan kita ini di ruas jalan Ngalang - Hargomulyo itu masih sekitar 5 kilometer itu bisa diteruskan melalui dana keistimewaan, maupun masih butuh campur tangan dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, karena itu memang jalan provinsi, dan untuk di tanjakan Clongop itu ada danais yang masuk sebesar 13 milyar untuk yang pengerjaan longsoran Clongop yang dikerjakan oleh PU provinsi. Tapi harapan kami itu berlanjut hingga jalan baru Ngalang," tutup Panewu Gedangsari Eko Krisdianto.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS