Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Konsen terhadap kesehatan mental dan jiwa, Pemerintah Kalurahan Karangmojo membentuk dan melaunching Posyandu Jiwa.
Posyandu Jiwa yang dibentuk oleh pemerintah Karangmojo menjadi posyandu jiwa pertama di Kabupaten Gunungkidul.
Lurah Karangmojo Agus Budiono mengatakan pembentukan posyandu jiwa melihat kebutuhan kesehatan jiwa bagi masyarakat di Kalurahan Karangmojo.
"Posyandu Jiwa ini menjadi yang pertama di Kabupaten Gunungkidul, karena mengingat masih banyaknya masyarakat yang menderita kesehatan, khususnya kesehatan mental dan jiwa, dan mereka semua ini adalah saudara-saudara kita semua yang harus kita rangkul," kata Lurah Karangmojo, Agus Budiono di balai Kalurahan Karangmojo. Kamis, (25/9/2025).
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/kecelakaan-beruntun-di-bantul-empat.html
Launching Posyandu Jiwa yang dihadiri oleh Forkompinkap Karangmojo ini juga bekerjasama dengan UPT Puskesmas Karangmojo 1 dan juga STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
Dosen STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta, Marita Kumala Dewi, S.Kep, Ns.MAN sebagai koordinator program pengabdian masyarakat mengatakan bahwa kehadiran posyandu ini menjadi inovasi dari untuk menangani kesehatan jiwa, hal tersebut dikarenakan masih banyak masyarakat beranggapan bahwa kesehatan masih sebatas kesehatan jasmani saja sehingga perlu adanya edukasi kesehatan secara mental dan jiwa.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/gelar-budaya-tahunan-dan-pameran-umkm.html
"Masyarakat itu masih melihat kesehatan itu masih sebatas sehat dalam fisik, kurang memperhatikan kesehatan mental atau jiwa nya, jadi kalo di Kalurahan diadakan posyandu kesehatan mental dan jiwa ini adalah sebuah inovasi," kata Marita.
Marita juga menambahkan bahwa pelaksanaan posyandu kesehatan jiwa ini dilakukan secara lintas sektor. Seperti kepolisian, TNI, dan juga pemerintah kalurahan.
Dalam melakukan deteksi dini seseorang mengalami ganguan metal maupun jiwa, Marita menjelaskan masyarakat atau keluarga harus memperhatikan perilaku seseorang yang mengalami perubahan perilaku.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/darurat-keracunan-mbg-dpr-ri-minta.html
"Jadi kita harus tahu perubahan perilaku itu seperti seseorang lebih senang mengurung diri, tidak mau keluar untuk melakukan interaksi dengan sesama, sehingga dari situ kita bisa menggali dari situ ada permasalahan apa, dan kita harus mau mendengarkan cerita atau keluh kesah dari orang ini, karena mereka hanya butuh di dengar," jelas Marita.
Diwaktu yang bersamaan Kepala Puskesmas Karangmojo 1 Yustina membeberkan data bahwa saat ini ada sebanyak 31 kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), namun dari 31 kasus 10 kasus masih tergolong ODGJ ringan dan sedang dan sisanya masuk dalam kategori ODGJ berat.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/bus-hantam-suzuki-carry-di-piyungan.html
"Untuk di Kalurahan Karangmojo ini jumlah kasusnya ada 31 kasus, dan 10 kasus masih tahap ringan dan sedang namun ini tetap harus mendapatkan penanganan," kata Yustina.
Lebih lanjut Yustina mengatakan bahwa di Kalurahan Karangmojo ini Orang Dengan Gangguan Mental (ODGM) melebihi kasus ODGJ, dan mirisnya untuk ODGM di dominasi oleh remaja.
"Kami telah melakukan skrining kesehatan mental di posyandu untuk anak-anak dan remaja, di dua posyandu itu ada kecenderungan bunuh diri juga di kalangan remaja, jadi di dua posyandu itu ada tiga remaja yang betul-betul ingin mengakhiri hidupnya," terang Yunita.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/09/lestarikan-budaya-menari-diaspora.html
Yunita juga membeberkan faktor gangguan kesehatan mental para remaja diantaranya keinginan yang kuat untuk meraih sesuatu namun tidak tercapai dikarenakan kondisi orang tua.
Yunita mengapresiasi adanya Posyandu Kesehatan jiwa yang ada di Kalurahan Karangmojo karena dengan posyandu ini selain bisa melakukan pencegahan dini terkait kesehatan jiwa juga bisa membantu kerja-kerja puskesmas.
(WAP)
Social Header