Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi pelajar kini menjadi sorotan setelah ratusan siswa di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diduga mengalami keracunan makanan. Sedikitnya 695 siswa dari dua sekolah negeri dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan lemas usai menyantap makanan dari program tersebut.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua murid dan masyarakat setempat. Pasalnya, program MBG yang bertujuan baik justru diwarnai dengan dugaan kelalaian dalam pengawasan kualitas makanan yang disajikan. Sejumlah orang tua berharap pemerintah segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut agar kejadian serupa tidak terulang.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/mahasiswa-meninggal-usai-terseret-motor.html
Berdasarkan data yang dihimpun, para korban berasal dari SMK Negeri 1 Saptosari dan SMP Negeri 1 Saptosari. Selain siswa, sebanyak 10 guru dan karyawan sekolah juga merasakan gejala serupa. Mereka telah menjalani perawatan di Puskesmas Saptosari serta RSUD Saptosari.
Salah satu orang tua siswa SMPN 1 Saptosari, mengaku panik ketika anaknya tiba-tiba muntah-muntah sepulang sekolah. “Katanya tadi makan dari program MBG, lauknya ayam dan sayur. Tidak lama setelah itu anak saya mengeluh pusing dan mual,” ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saptosari, Rabu (29/10/2025).
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/aksi-curanmor-di-gresik-gagal-total.html
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, membenarkan adanya dugaan keracunan massal tersebut. Ia menyebut total ada 695 siswa yang terdampak. “Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan pihak sekolah untuk menangani hal ini secara cepat,” kata Endah melalui akun Instagram resminya.
Endah menambahkan, makanan yang dikonsumsi para siswa pada Selasa (28/10/2025) berasal dari penyedia yang telah terdaftar dalam program MBG. Namun, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dugaan keracunan tersebut.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/aroma-manipulasi-di-balik-kir-online.html
“Untuk sementara, kami minta semua sekolah penerima MBG di wilayah Gunungkidul untuk memperketat pengawasan dan memastikan makanan yang disajikan benar-benar higienis,” ujar Endah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, S.SI.T., M.Kes., mengatakan pihaknya telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. “Kami sedang melakukan uji laboratorium terhadap makanan dan minuman yang disajikan. Hasilnya akan kami sampaikan begitu keluar,” jelasnya.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/rem-mendadak-di-jalan-licin-mahasiswi.html
Peristiwa ini memunculkan perdebatan publik mengenai efektivitas dan pengawasan program MBG yang dijalankan di berbagai daerah. Banyak pihak mendesak agar pemerintah tidak hanya fokus pada distribusi, tetapi juga menjamin standar kebersihan dan kualitas pangan.
Hingga berita ini diturunkan, sebagian besar siswa yang dirawat dilaporkan mulai pulih, sementara penyelidikan atas penyebab pasti insiden tersebut masih berlangsung. Pemerintah daerah berjanji akan menindak tegas pihak yang terbukti lalai dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis tersebut.
(ALX)

Social Header