Breaking News

Konsisten Kawal MBG, Bupati Gunungkidul Apresiasi Peran Pendampingan Kodim 0730/Gunungkidul


Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Gunungkidul mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Bupati Gunungkidul Endah Subekti yang mulai serius dalam mengawal program unggulan Presiden Prabowo ini pun mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Komandan Kodim 0730/ Gunungkidul yang konsisten dalam pengawasan terhadap dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gunungkidul.

"Pak Dandim setiap pagi ngecek dapur, fungsinya sama kami, beliau ingin sistem pemenuhan gizi di Gunungkidul agar lebih baik," kata Endah Subekti di hadapan Wartawan. Senin, (3/11/2025).

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/11/hujan-turun-pemotor-di-patuk-terpeleset.html

Endah juga mengatakan saat ini Pemkab Gunungkidul telah merumuskan koordinasi terkait pelaksanaan program MBG di Gunungkidul, kendati dirinya mengatakan tidak memiliki kewenangan dalam melakukan tindakan penutupan dapur SPPG saat terjadi kerancuan.

"Kami tidak punya fungsi menutup atau menghentikan operasional SPPG, surat penghentian harus keluar dari Badan Gizi Nasional, bukan dari kami," tegas Endah.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/11/diduga-sudah-3-hari-pria-di-banguntapan.html

Kendati demikian Endah menilai adanya kejanggalan dalam penanganan SPPG yang bermasalah, Endah mengungkapkan pada saat kasus keracunan di Saptosari yang mana dirinya mengakui sempat marah kepada Kepala SPPG dan viral di media sosial, diwaktu yang sama kasus serupa juga terjadi di Kapanewon Ponjong, namun dirinya heran mengapa yang mendapatkan sangsi penutupan oleh BGN hanya SPPG Saptosari sedangkan SPPG yang berada di Ponjong tidak mendapatkan sangsi penutup. Endah menilai apakah kasus keracunan yang akhirnya ditutupnya SPPG harus viral terlebih dahulu di media.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/11/mobil-dijaminkan-tak-kembali-usai-lunas.html

"Apakah SPPG hanya ditutup jika keracunannya menjadi berita?, ini tidak adil bagi masyarakat dua-duanya harusnya diperlakukan sama," ungkapnya.

"Saya tidak ingin masyarakat bertanya-tanya kenapa yang satu ditutup dan yang satunya berjalan terus. Kita harus adil keselamatan siswa lebih penting dari apa pun," imbuhnya.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/11/gasak-motor-di-depan-rumah-warga-dlingo.html

Dari kejadian permasalahan di SPPG program MBG di Gunungkidul akhirnya Pemkab bersama dengan Forkompinda dan pemangku kewilayahan membuat skema koordinasi yang teratur dan terarah. Endah mengungkapkan koordinasi akan diintensifkan, rapat koordinasi harus dilakukan dua kali dalam sebulan di tingkat Kapanewon yang melibatkan Puskesmas, pendamping wilayah, Lurah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Dan pihak SPPG harus mengirimkan menu MBG setiap harinya ke grup WhatsApp yang telah dibuat di setiap wilayah guna koordinasi yang intens.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS