Breaking News

Masalah Ini Jadi Kendala Dinas Kebudayaan Gunungkidul Susun Kalender Event Upacara Adat


Gunungkidul (DIY)
, INANEWS.id
- Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Gunungkidul terus melakukan inventarisasi terhadap budaya lokal yang masuk dalam kategori upacara adat.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Chairul Agus Mantara mengatakan di Kabupaten Gunungkidul memiliki 2 upacara adat besar yaitu Rasulan dan Sadranan dan banyak upacara adat lainnya yang menjadi budaya lokal di Gunungkidul.

"Sadranan adalah 2 kategori besar upacara adat di Gunungkidul, yang pertama 'Rasulan' dan 'Sadranan'," kata Agus Mantara saat menghadiri prosesi upacara adat Sadranan di Padukuhan Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul. Senin, (9/6/2025).

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/06/desak-prabowo-pecat-bahlil-baranusa.html

Terkait dengan peran Dinas Kebudayaan Gunungkidul dalam mempromosikan budaya lokal, Agus Mantara mengatakan Dinas Kebudayaan telah menyusun kalender event kebudayaan yang ada di Gunungkidul sehingga nantinya banyak wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik dapat menyaksikan secara langsung budaya lokal tersebut.

"Tentu ini akan kita rean bersama antara temen-temen Kalurahan dan para pegiat budaya sehingga menjadi sebuah potensi yang harapan kami bagaimana setiap aktifitas budaya ini harus bisa menggerakkan aktifitas perekonomian masyarakat," imbuh Agus Mantara.

"Kami sudah melakukan promosi budaya ke berbagai daerah termasuk kepada travel agent yang ada dan mereka siap untuk menghadirkan wisatawan ke Gunungkidul sepanjang kalender event itu bisa disusun dengan terencana, tepat karena ini berkaitan dengan inteninari dari penyelengara biro travel," jelasnya.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/06/mta-gunungkidul-bagikan-3-ribu-daging.html

Kendati demikian Agus juga mengatakan masih ada kendala dalam menyusun agenda kegiatan upacara-upacara adat yang ada di Gunungkidul, Agus mengungkapkan bahwa pelaksanaan upacara adat ini dilakukan penanggalannya tidak dengan penanggalan masehi namun penanggalan Jawa sehingga pihak Dinas akan mencari solusi bagi permasalahan ini.

"Kalo upacara adat yang besar sudah, ini sementara untuk upacara adat belum besar memang sementara kami motivasi untuk segera dipastikan pelaksanaannya. Memang yang menjadi kesulitan itu upacara adat kecil itu biasanya tidak menggunakan tanggal masehi, tapi dengan hitungan kejawen sehingga pelaksanaannya ini bisa maju dan bisa mundur sehingga ini menjadi PR kita untuk mendesain paling tidak ada waktu yang mendekati dari pelaksanaan upacara adat tersebut sehingga menjadi bahan materi untuk promosi kebudayaan yang ada di Gunungkidul," tutupnya.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS