Yogyakarta, INANEWS.id - Pemerintah Daerah DIY terus mendorong percepatan penyelesaian Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang akan menghubungkan Congot di Kabupaten Kulon Progo hingga Duwet di Kabupaten Gunungkidul. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Tri Murtoposidi, menyebutkan bahwa dari total 116,07 kilometer panjang JJLS, menyisakan ruas Jalan Kretek (Parangtritis)–Girijati yang sering disebut Kelok 18 (luk wolulas) sepanjang 5,30 kilometer dan saat ini masih dalam proses konstruksi, yang direncanakan akan terselesaikan di akhir tahun 2026.
Tri menyampaikan bahwa jalan di perbukitan Kretek (Parangtritis)–Girijati dibuat berkelok-kelok untuk menyesuaikan kontur alam, agar kemiringan tidak terlalu curam dan lebih mudah serta aman untuk dilalui oleh kendaraan. "Nah secara kebetulan jumlah kelok di ruas Parangtritis-Girijati berjumlah 18, sehingga muncul istilah Kelok 18 (luk wolulas)," terangnya saat sesi wawancara di Kantor Bidang Bina Marga DPUESDM DIY, Kamis (23/10/2025) lalu.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/cegah-fenomena-fatherless-bkkbn.html
Dorongan untuk segera tersambungnya JJLS di wilayah selatan juga merupakan wujud nyata keberpihakan terhadap arahan dan visi misi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang ingin memperkuat pembangunan ke arah selatan.
“Pembangunan di wilayah selatan (JJLS) tentunya tidak lepas dari dukungan bersama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Pembangunan JJLS selaras dengan visi misi Bapak Gubernur, yaitu pemberdayaan kawasan selatan. Keberadaan JJLS sebagai tulang punggung transportasi di sisi selatan DIY merupakan salah satu bentuk dukungan infrastruktur dalam rangka mendukung pengembangan wilayah selatan DIY,” jelas Tri.
Disamping itu, JJLS juga merupakan pembangunan infrastruktur pariwisata, yang dapat menunjang pariwisata disepanjang rute JJLS.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/curi-dua-ekor-merpati-pemuda-di-bantul.html
“Pembangunan infrastruktur pariwisata memegang peranan penting untuk memajukan industri pariwisata di suatu daerah, karena dengan infrastruktur yang memadai, destinasi wisata mampu menawarkan pengalaman yang lebih baik, nyaman, aman, dan menarik bagi wisatawan yang datang,” tuturnya.
Jalan kelok 18 dengan alur yang berkelok-kelok di daerah perbukitan, menawarkan pemandangan dan panorama laut selatan yang menakjubkan, dari ketinggian dapat terlihat pemandangan Pantai Parangtritis dan laut selatan yang luas, serta bisa melihat keindahan art lighting Jembatan Kretek dan Pandansimo. Selain infrastruktur utama, Kelok 18 juga akan dilengkapi dengan tempat istirahat mini atau rest area mini.
“Kelok 18 juga nanti akan dilengkapi dengan tempat istirahat mini, kapasitas mobil bisa lebih dari sepuluh, bisa untuk bis juga. Itu persis tepat di tengah, di perbatasan antara Bantul dan Gunungkidul,” ungkap Tri.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/geger-di-sleman-bayi-laki-laki.html
Ia menargetkan, jika semua berjalan sesuai rencana, JJLS dapat tersambung sepenuhnya pada akhir tahun 2026. “Harapan kami setelah 2026 JJLS bisa tersambung. Kalau semuanya sesuai rencana, 2026 JJLS tersambung dan pasti arus lalu lintas menjadi lebih ramai, peningkatan lalu lintas di kawasan selatan dapat menjadi peluang ekonomi,” ujarnya.
Tri juga mengingatkan bahwa potensi viralnya kawasan tersebut perlu diantisipasi dengan pengaturan yang baik. “Seperti saat ini yang kita bisa lihat bersama setelah Jembatan Pandansimo dibuka kemudian menjadi viral, dan ramai dengan kerumunan masyarakat,” tuturnya.
Tri menambahkan, keberadaan JJLS akan mendukung pergerakan lalu lintas menerus yang tidak berkepentingan dengan Kota Yogyakarta. “Salah satunya seperti yang saya sampaikan tadi, untuk lalu lintas menerus yang tidak ada kepentingan dengan Kota Yogyakarta, silakan melalui JJLS sehingga tidak membebani lalu lintas yang ada di Kota Yogyakarta,” katanya.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/warga-semin-temukan-bunga-bangkai-di.html
Ia pun menegaskan, kini pembangunan infrastruktur di DIY tidak hanya berorientasi pada fungsi secara teknis saja, tetapi juga mengedepankan keindahan dan daya tarik wisata.
“Kita sudah mengarah ke infrastruktur yang tidak kaku. Kita bisa lihat Jembatan Pandansimo, jembatan yang didesain dengan ornamen yang mengedepankan estetika dan keindahan tanpa meninggalkan kaidah keteknikan” tuturnya.
Tri berharap, keindahan di kawasan selatan dapat menjadi magnet baru bagi wisatawan dan membuka peluang ekonomi masyarakat. “Keindahan-keindahan ini bisa ditangkap semuanya, bisa menumbuhkan lokasi wisata baru, bisa membangkitkan ekonomi masyarakat. Ini salah satu gambaran bahwa kita bisa semakin mendekat ke selatan, menghadap ke selatan,” harapnya.
(WAP)

Social Header