Breaking News

Kerja Keras Perpuskal Melati Patuk Buahkan Hasil, Sabet Juara Perpusdes Nasional


Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Setelah melalui proses panjang, akhirnya Perpustakaan Melati yang dimiliki Kalurahan Patuk Gunungkidul menyabet juara Perpustakaan tingkat Nasional.

Penghargaan yang diberikan oleh Perpusnas Republik Indonesia ini dilaksanakan di Hotel Grand Mercure Jakarta pada 27 Oktober 2025 lalu.

Lurah Patuk Catur Bowo yang mendampingi kepala Perpustakaan Melati Oktavia Eka Purnami, S.A.P, merasa bangga atas capaian yang diraih oleh Perpustakaan Melati Kalurahan Patuk ini.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/motor-ojol-mbrebet-usai-isi-pertalite.html

"Kami sangat bangga dan tidak menyangka dengan keberhasilan Perpustakaan Melati yang mampu membawa nama Gunungkidul dan juga Yogyakarta ini ke kancah Nasional," ungkap Catur Bowo kepada reporter INANEWS.id, Jumat,(31/10/2025).

Catur menuturkan bahwa pada awal penilaian perpustakaan dirinya sempat sangsi dengan kemampuan Perpustakaan Melati, namun tahapan demi tahapan dilalui tanpa terkenda. Sehingga apa yang memang diusahakannya bisa membuahkan hasil Perpustakaan Melati Kalurahan Patuk menyabet juara 2 dalam ajang penilaian perpustakaan desa (perpusdes) tingkat Nasional.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/avanza-hantam-vario-di-jalan-licin.html

Perpustakaan Melati Kalurahan Patuk Memang layak mendapatkan apa yang telah dilakukannya selama ini, hal tersebut terlihat dari banyaknya layanan yang dibuat oleh Perpustakaan Melati, Patuk Corner dimana layanan ini untuk menampung produk literasi dan juga UMKM, Kemeling (Kegiatan Melati Keliling), Pucimel (Pustakawan Cilik Melati), dan juga Camelia (Cafe Melati ala Angkringan) dan banyak lagi pelayanan dan inovasi yang dapat dinikmati di Perpustakaan Melati ini.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/10/kebakaran-hanguskan-rumah-warga-di.html

Catur Bowo berharap dengan penghargaan dan capaian ini bukanlah menjadi akhir namun awal dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat melalui perpustakaan.

"Indeks pembangunan manusia itu ditandai oleh tingkat literasi dan melihat bagaimana masyarakat memandang perpustakaan, apakah acuh atau bahagia sehingga pada saat nilai literasi masyarakat itu tinggi maka bisa dipastikan bahwa masyarakat kreatif dan inovatif, dan bila sudah kreatif dan inovatif maka mereka bisa mengindentifikasi masalah dan merubahnya sebagai tantangan dan peluang," tutup Catur Bowo.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS