Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Warga Padukuhan Wukirsari, Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan bau sampah menyengat yang diduga berasal dari aktivitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wukirsari.
Aroma tak sedap tersebut dirasakan hampir setiap hari dan semakin kuat pada sore hingga malam hari. Bau busuk berasal dari tumpukan sampah yang bercampur dengan limbah buangan sedot WC dalam satu kawasan.
Kondisi itu dinilai mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga yang tinggal di sekitar TPA. Warga menyebut bau menyengat telah menjadi bagian dari keseharian yang sulit dihindari.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/12/refleksi-akhir-tahun-di-teras-kahuripan.html
Keluhan tersebut disampaikan langsung oleh Dukuh Wukirsari, Sutrisno, yang juga menjadi perwakilan suara warganya. Ia mengatakan warga sudah cukup lama menahan kondisi tersebut.
“Wis, jan tobat tenan. Bau busuk sampah setiap hari, apalagi sore hari,” kata Sutrisno saat ditemui di Kantor Kalurahan Baleharjo, Senin (15/12/2025).
Ia berharap keluhan warga dapat didengar oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Menurutnya, pengambil kebijakan perlu merasakan langsung dampak yang dialami masyarakat.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/12/motor-beat-tabrak-innova-saat-putar.html
Sutrisno menegaskan, warga pada prinsipnya bisa hidup berdampingan dengan keberadaan TPA. Namun, pengelola diminta lebih bijaksana dalam mengelola dampak lingkungan.
Ia menyarankan adanya upaya konkret untuk meminimalisir bau, terutama saat musim penghujan ketika aroma sampah cenderung meningkat. Selain itu, warga berharap adanya kompensasi berupa perbaikan fasilitas lingkungan.
“Kalau tidak bisa hilang, setidaknya dikurangi. Bisa juga ada timbal balik, seperti perbaikan jalan kampung atau lampu penerangan,” ujarnya.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/12/pelantikan-pramuka-diy-2025-2030.html
Diketahui, pengelolaan sampah di TPA Wukirsari berada di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sementara limbah sedot WC dikelola Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP).
Kepala UPT Kebersihan dan Pertamanan, Heri, menyebutkan bahwa setiap hari TPA Wukirsari menerima sekitar 50 ton sampah. Sampah tersebut berasal dari pengelolaan mandiri kalurahan, pasar, hingga kawasan wisata.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/12/usai-insiden-mobil-mbg-tabrak-siswa-bgn.html
“Sampah dipungut retribusi per kilogram, Rp 27 per kilo. Atas nama UPT dan pribadi, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan warga,” kata Heri.
Ia menjelaskan, peningkatan bau belakangan ini dipicu aktivitas pemasangan jaringan pipa biogas yang mengharuskan penggalian tumpukan sampah. Namun, warga menilai pengelola tetap perlu menyiapkan langkah antisipatif agar dampak bau tidak terus berulang setiap musim hujan.
(ALX)

Social Header