Bandung (Jawa Barat), INANEWS.id – Pendidikan karakter kembali ditegaskan sebagai pondasi utama dalam membentuk generasi yang tangguh dan bermoral di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi. Hal ini disampaikan oleh Daddy Palgunadi, pengamat sosial asal Jawa Barat, dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh KIM PG (Keluarga Intelektual Muda Partai Golkar) di bawah kepemimpinan Yosi Wihara, S.E. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Rizky Prasetya Handani, S.E., M.M.
Dalam pemaparannya, Daddy menegaskan bahwa karakter lebih penting daripada sekadar kepintaran. “Kecerdasan memang bisa membuka pintu ke berbagai peluang, tetapi karakterlah yang menjaga dan mempertahankan seseorang di dalamnya,” ujarnya.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/05/pemkab-gunungkidul-tinjau-kesehatan-dan.html
Ia menyoroti gaya hidup generasi muda yang kerap tergoda oleh budaya pamer (flexing) dan iri hati. Daddy mengajak generasi muda untuk menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan pribadi serta memilih lingkungan pergaulan yang sehat dan membangun karakter.
“Jangan iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Kita harus realistis dan selektif dalam bergaul agar tetap berada di jalur yang positif,” tegasnya.
Daddy juga menekankan pentingnya peran keluarga sebagai basis pendidikan karakter. Menurutnya, perubahan generasi hanya bisa terjadi jika orang tua juga turut berubah dan menjadi teladan. “Keluarga adalah madrasah pertama. Orang tua harus sadar bahwa karakter anak lahir dari lingkungan rumah,” tambahnya.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/05/gunungkidul-luncurkan-program-wakaf.html
Tak kalah penting, ia mengingatkan generasi muda untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di era digital yang penuh hoaks dan provokasi. Literasi digital dan kontrol diri menjadi kunci untuk menjaga akal sehat dan empati sosial.
Kesimpulan oleh Moderator: Rizky Prasetya Handani, S.E., M.M.
Sebagai penutup FGD, Rizky Prasetya Handani menyimpulkan bahwa karakter adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.
“Diskusi ini menegaskan bahwa pendidikan karakter bukan sekadar tugas sekolah, tetapi dimulai dari rumah dan lingkungan. Di era yang serba cepat dan terbuka, nilai-nilai dasar seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab harus terus ditanamkan. Kecerdasan memang penting, tapi karakter adalah penentu arah hidup seseorang,” tuturnya.
Diskusi yang digagas oleh KIM PG ini diharapkan menjadi pemantik semangat baru dalam membangun generasi muda Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter kuat dan bermoral.
Penulis: Daddy Palgunadi
Social Header