Breaking News

Mendorong Pertumbuhan Hijau yang Adil, AHY Tekankan Kolaborasi dan Inovasi dalam TYI Lecture Series



Yogyakarta, INANEWS.id - Tantangan masa depan seperti krisis iklim, ketimpangan sosial, dan ancaman terhadap ketahanan pangan dan energi tak bisa dihadapi sendirian. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor dan terobosan inovatif agar pembangunan tidak hanya berkelanjutan, tapi juga adil. Pesan inilah yang ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat membuka TYI Lecture Series yang digelar The Yudhoyono Institute (TYI), Jumat (10/5), dengan tema “Green Growth: Sustainable Growth with Equity”.

Di hadapan para akademisi, pelaku usaha, politisi, dan perwakilan pemerintah yang hadir, AHY yang juga Direktur Eksekutif TYI menekankan bahwa pembangunan masa depan harus berpijak pada tiga pilar: ketahanan, inovasi, dan keadilan sosial.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/05/baratikam-diy-perkuat-sinergi-dengan.html

“Keberlanjutan bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga menyangkut martabat manusia, pengurangan kemiskinan, dan menciptakan keamanan jangka panjang bagi generasi mendatang,” ujar AHY. Ia mencontohkan bagaimana irigasi modern mampu meningkatkan panen sekaligus melindungi dari kekeringan, serta kiprah Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik dan baterai yang mulai menunjukkan arah pembangunan berbasis inovasi.

Dalam kapasitasnya sebagai Menko Infrastruktur, AHY menjelaskan bahwa dirinya mengawasi berbagai agenda besar mulai dari pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara, perencanaan tata ruang dan lahan, hingga program perumahan dan transmigrasi. Menurutnya, semua bidang itu sangat terkait erat dengan isu keberlanjutan.


AHY juga menyampaikan tiga pertanyaan mendasar yang menjadi tantangan global saat ini: bagaimana mendefinisikan ulang pertumbuhan ekonomi dengan menghargai lingkungan dan manusia, bagaimana memastikan terobosan teknologi bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, serta bagaimana memperkuat tata kelola dan kolaborasi agar wawasan global bisa diimplementasikan secara lokal.

Menariknya, dalam acara ini AHY juga membagikan momen pribadinya. Ia mengaku bangga menerima pesan video khusus dari mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. “Saya bertemu beliau di Hainan, pada Forum Boao bulan Maret lalu. Meskipun tidak bisa hadir langsung, beliau mengirimkan pidato yang akan diputar setelah sambutan ini,” ucap AHY.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/05/wabup-gunungkidul-hadiri-senam-massal.html

Acara yang berlangsung hangat dan penuh gagasan ini menghadirkan para intelektual kelas dunia. Tiga profesor dari Universitas Stanford Prof. Yi Cui, Prof. William Chueh, dan Prof. David Cohen hadir sebagai panelis, sementara keynote speech disampaikan oleh Dr. Arun Majumdar, salah satu dekan di universitas yang sama. Diskusi dipandu oleh mantan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan.

Sebagai penutup, Presiden ke-6 RI yang juga Chairman TYI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan closing remarks. Ia menyambut baik semangat kolaborasi dan keilmuan lintas negara untuk menjawab tantangan global.

“Diskusi hari ini sarat dengan wawasan yang luar biasa. Mari kita terus belajar dan memimpin jalan menuju dunia yang lebih tangguh dan berkeadilan,” pungkas AHY.

(HAW)

© Copyright 2022 - INANEWS