Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - Setelah ramai ditemukan telur penyu di Wilayah Pantai Wediombo dan Pantai Nampu, Kabupaten Gunungkidul dimana puluhan telur penyu tersebut kemudian diamankan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, dan setelah beberapa waktu akhirnya telur tersebut menetas.
Demi melindungi penyu dari kepunahan, sejumlah masyarakat bersama dengan Bupati Gunungkidul, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY serta pihak terkait lainnya, melepasliarkan 101 tukik tersebut di Pantai Wediombo, Jepitu, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul Rabu sore (4/6/2025) tempat dimana sebelumnya mereka ditemukan.
Baca juga: https://www.inanews.id/2025/06/tokoh-ini-minta-media-bersinergi-dengan.html
Kegiatan diawali dengan edukasi bersama oleh Veronica Voni, Kabid Kelautan Pesisir dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang penyu dan cara melepaskan ke habitatnya.
"Ada caranya untuk melepaskan tukik ini, pertama hadapkan kepala tukik ke tanah dan biarkan mereka berjalan sendiri ke laut, dan hindari memegang atau kontak fisik dengan tukik," jelas Voni.
Bukan tanpa alasan, Voni menjelaskan, cara tersebut agar tukik tetap dengan nalurinya dimana sebelum memasuki air mereka akan merekam lingkungan sekitarnya dan 20 sampai 30 tahun kedepan, mereka akan kembali untuk bertelur lagi.
https://www.inanews.id/2025/06/ormas-gerpak-menduga-atasan-ganjar.html
Sedangkan Wahid Supriyadi selaku Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul memaparkan, ada total 108 telur yang ditemukan didalam lubang atau sarang.
"Saat kita temukan ada 1 yang mati didalam sarang, lalu kemudian kita laporkan ke DKP DIY untuk diamankan di Pantai Pelangi dimana disana ada tempat konservasi penyu, dan akhirnya yang menetas ada 101 yang sekarang kita rilis dan sisanya gagal menentas," ujarnya.
Wahid juga menghimbau kepada masyarakat, apabila menemukan penyu yang akan bertelur ataupun telur penyu di Kawasan Pantai Wediombo, Jungwok, dan sekitarnya untuk dapat segera melaporkan agar segera ditindaklanjuti mengingat wilayah tersebut termasuk dalam area konservasi.
"Apabila masyarakat ada yang menemukan atau melihat penyu yang akan bertelur, jangan diganggu karena pernah ada di Pantai Indrayanti ada penyu mau bertelur malah diganggu dan penyu itu tidak jadi bertelur, karena itu juga akan mengganggu ekosistem," pungkasnya.
Mengetahui penyu bertelur di wilayah Pantai Gunungkidul Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengaku kagum, fenomena tersebut membuktikan bahwa ekosistem di wilayah pantai Gunungkidul masih lestari dan terjaga.
https://www.inanews.id/2025/06/jelang-panen-raya-jagung-kapolri-turun.html
"Pemerintah daerah saat ini tengah mengkaji sejumlah wilayah pantai yang akan ditetapkan sebagai zona tanpa pembangunan untuk mendukung pelestarian habitat penyu," ujar Endah saat ditemui seusai melepas tukik.
Lebih lanjut, Ia juga memastikan kedepan kelestarian penyu akan terus dijaga, karena Komitmen pelestarian tersebut sudah diatur dalam perundang-undangan yang secara tegas melarang penangkapan penyu.
"Kegiatan ini bisa dikembangkan sebagai wisata berbasis konservasi, melalui kerja sama antara Dinas Pariwisata dan Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemkab Gunungkidul tengah mengkaji kemungkinan membuka destinasi wisata pelepasan tukik secara berkala," kata Bupati.
https://www.inanews.id/2025/06/tmmd-sengkuyung-tahap-ii-gunungkidul.html
Tukik yang dilepaskan ini berjenis penyu lekang yang berusia sekitar 1 hari sejak menetas. Tukik ini sengaja dilepas ke laut lepas untuk mencegah habitatnya punah karena populasinya sudah mulai berkurang dan terancam punah.
Kegiatan ini sebagai ajang edukasi dan kampanye lingkungan kepada masyarakat tentang bagaimana cara melindungi hewan penyu dari kepunahan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan penyu bisa terlindungi dari kepunahan serta terjaga kelestarian ekosistem di pesisir pantai Gunungkidul.
(WAP)
Social Header