Breaking News

GKR Mangkubumi: "Anak Bukan Nakal, Tapi Kurang Kegiatan Positif"


Gunungkidul (DIY), INANEWS.id - GKR Mangkubumi secara resmi melantik Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Gunungkidul Masa Bakti 2023–2028 Pergantian Antar Waktu (PAW) tahun 2025, di Bangsal Sewokoprojo, Senin (11/8/2025). Dalam pelantikan tersebut, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih dikukuhkan sebagai Ketua Mabicab, didampingi para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dilantik sebagai anggota.

Dalam sambutannya, Endah menegaskan komitmennya untuk menjadikan Gerakan Pramuka sebagai pilar pembinaan karakter generasi muda di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/pria-asal-gunungkidul-curi-beras-di.html

“Gerakan Pramuka adalah wadah pendidikan nonformal yang terbukti mampu membentuk karakter generasi muda. Nilai kejujuran, disiplin, cinta tanah air, gotong royong, dan kemandirian sangat kita butuhkan dalam membangun daerah dan bangsa ini,” ujar Bupati.

Ia juga menyebut bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum penting memperkuat semangat pengabdian dan kolaborasi lintas sektor.

Bupati Gunungkidul mengungkapkan rencana konkret untuk mendorong pelibatan aktif OPD dalam kegiatan kepramukaan melalui masing-masing Satuan Karya (Saka) yang ada.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/ayah-angkat-di-kulonprogo-tega-cabuli.html

“Setiap OPD akan kami dorong meningkatkan keterlibatan di kegiatan Pramuka,” tegasnya.

Ia juga menginisiasi gerakan penggunaan seragam Pramuka secara serentak setiap tanggal 14 di seluruh OPD, Kapanewon, hingga sekolah.

“Kami sudah diskusikan dengan Dinas Pendidikan, dan akan kita mulai secara bertahap,” lanjutnya.

Bupati menambahkan bahwa pihaknya siap merealisasikan berbagai ide dari GKR Mangkubumi, terutama terkait penguatan keterampilan dan kewirausahaan bagi generasi muda.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/pura-pura-jadi-polisi-tiga-pria-di.html

Sementara itu, GKR Mangkubumi sebagai Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY)  dalam arahannya menekankan pentingnya memberikan ruang dan aktivitas positif bagi anak-anak muda, bukan sekadar menilai dari perilaku luar.


“Anak-anak itu bukan nakal, tapi sering kali hanya kurang kegiatan. Mereka cerdas dan inovatif, dan kita harus bisa hadir di waktu-waktu luang mereka, seperti malam hari, untuk memberi kegiatan yang produktif,” ucap Ketua Kwarda DIY.

Ia juga mendorong kegiatan positif yang mendekatkan anak muda dengan kegiatan Pramuka. Seperti program di WOSM (World Organization of the Scout Movemen) atau yayasan Pramuka dunia juga ada fokus pada 3 program yaitu Messenger of Peace (MoP) mendorong perdamaian dan keberlanjutan, aksi peduli lingkungan dan Ticket to Life (TTL) pembinaan anak-anak dari latar belakang rentan, termasuk anak jalanan dan anak berkebutuhan khusus. Program TTL ini pun sudah dijalankan di 7 Provinsi di Indonesia.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/mobil-pikap-ringsek-parah-usai-tabrak.html

Menurutnya, program TTL yang awalnya hanya untuk anak jalanan kini terbuka untuk anak-anak lainnya yang belum aktif berorganisasi.

“Anak-anak bisa menggunakan hp untuk melakukan kegiatan positif, kalau kurang informasi, mereka bisa hubungi lurah, dukuh, atau langsung gabung ke Pramuka. Bisa masuk satuan karya, jadi aktivis lingkungan, atau wirausaha muda. Semua bisa diarahkan ke kegiatan yang bermakna,” katanya.

GKR Mangkubumi juga menyoroti keberadaan Saka Wirausaha di DIY yang sudah berjalan selama tiga tahun. Ia berharap Gunungkidul dapat menjadi pionir dalam mendorong wirausaha muda berbasis kepramukaan.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/hendak-menyeberang-di-jalan-ringroad.html

“Bibit saka wirausaha sudah kita tanam tiga tahun lalu. Dengan dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM, ini bisa jadi program unggulan,” ungkapnya.

Di tingkat global, organisasi Pramuka dunia (WOSM) juga mendukung program-program tersebut dan bahkan menyalurkan anggaran terbatas untuk mendorong inisiatif lokal.

“Di WOSM, saat ini ketuanya Raja Swedia. Kita bisa ajukan program, dan meski dananya tidak besar, bisa untuk memulai gerakan,” imbuhnya.

Baca juga: https://www.inanews.id/2025/08/dua-pelaku-curat-asal-bantul-dibekuk.html

Menutup acara, Ketua Kwarda DIY berpesan untuk melawan stigma bahwa kegiatan Pramuka membosankan atau ketinggalan zaman.

“Kegiatan seperti kemah bukan sekadar tidur di tenda, tapi proses belajar hidup mandiri, membangun solidaritas, dan toleransi. Ini bekal kehidupan nyata,” tutup GKR Mangkubumi.

(WAP)

© Copyright 2022 - INANEWS